MAKALAH TENTANG PENDIDIKAN KESEHATAN MELIPUTI PERILAKU DAN DOMAIN PERILAKU KESEHATAN
PRODI DIII KEBIDANAN
STIKES PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ...........................................................................................
1
BAB
I PENDAHULUAN
Latar Belakang
............................................................................................
2
Rumusan Masalah ............................................................................................
3
Tujuan ............................................................................................
3
Manfaat ............................................................................................
3
BAB
II ISI
Pengertian Pendidikan
Kesehatan .....................................................................
5
Prinsip-prinsip
Pendidikan Kesehatan .....................................................................
6
Ruang Lingkup
Pendidikan Kesehatan .....................................................................
6
Pengertian Perilaku
Kesehatan ................................................................................
6
Domain Perilaku
Kesehatan ................................................................................
7
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ...........................................................................................
12
Saran ...........................................................................................
13
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................
14
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang
Berbicara kesehatan masyarakat tidak terlepas dari dua tokoh
meteologi Yunani yaitu Asclepius dan Higeia. Berdasarkan cerita mitos Yunani
tersebut Asclepius disebutkan sebagai seorang dokter pertama yang tampan dan
pandai meskipun tidak disebutkan sekolah atau pendidikan apa yang telah
ditempuhnya, tetapi diceritakan bahwa ia telah mengobati penyakit dan bahkan
melakukan bedah berdasarkan prosedur-prosedur tertentu dengan baik.
Menurut Winslow (1920) bahwa Kesehatan Masyarakat adalah ilmu
dan seni : mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatanm
melalui “Usaha-usaha Pengorganisasian masyarakat” untuk :
a. Perbaikan
sanitsi lingkungan
b. Pemberantasan
penyakit-penyakit manular
c. Pendidikan
untuk kebersihan perorangan
d. Pengorganisasian
pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatan
e. Pengembangan
rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang
layak dalam memelihara kesehatannya
Menurut Ikatan Dokter Amerika (1948) Kesehatan Masyarakat adlah
ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan msyarakat
melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat.
Dari batasan kedua diatas, dapat disimpulkan bahwa kesehatan
masyarakat itu meluas dari hanya berurusan sanitasi, teknik sanitasi, ilmu
kedokteran kuratif, ilmu kedokteran pencegahan sampai dengan ilmu sosial, dan
itulah cakupan ilmu kesehatan masyarakat. Untuk itu perlu adanya pendidikan
kesehatan agar kesehatan masyarakat dapat lebih ditingkatkan dan dilaksanakan
oleh masyarakat.
Keberhasilan program pendidikan kesehatan yang meliputi
perilaku kesehatan dan domain kesehatan sangat besar peranannya guna mewujudkan
sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan kesehatan yang meliputi
perilaku kesehatan dan domain kesehatan ini harus didukung oleh semua pihak
terutama masyarakatnya. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat dan tentunya menyadarkan mereka tentang pentingnya kesehatan itu
sendiri.
Kesehatan sendiri adalah ilmu dan seni mencegah penyakit,
memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui pendidikan
kesehatan. Dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat, maka perlu dilakukan
pendidikan, khususnya pendidikan yang ditujukan kepada masyarakat.
Maka dari itu penulis tertarik untuk mengambil judul makalah
“Pendidikan Kesehatan yang Meliputi Perilaku Kesehatan dan Domain Kesehatan.”
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan judul makalah ini maka rumusan masalahnya adalah pengertian
pendidikan kesehatan, prinsip-prinsip pendidikan kesehatan, ruang lingkup
pendidikan kesehatan, pengertian perilaku kesehatan, domain perilaku kesehatan.
1.3
Tujuan
Untuk mengetahui prinsip-prinsip pendidikan kesehatan serta
hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan perilaku kesehatan
(prinsip-prinsip pendidikan kesehatan, ruang lingkup pendidikan kesehatan,
pengertian perilaku kesehatan, domain perilaku kesehatan).
1.4
Manfaat
Manfaat dari penulisan
ini adalah :
1.
Agar masyarakat
mengetahui tentang pendidikan kesehatan dan perilaku kesehatan.
2.
Agar masyarakat
mengetahui tentang hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan
(prinsip-prinsip pendidikan kesehatan, ruang lingkup pendidikan kesehatan,
pengertian perilaku kesehatan, domain perilaku kesehatan.
BAB
II
ISI
2.1
Pengertian
Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah proses
membuat orang mampu meningkatkan kontrol dam memperbaiki kesehatan individu.
Kesempatan yang direncanakan untuk individu, kelompok atau masyarakat agar
belajar tentang kesehatan dan melakukan perubahan-perubahan secara suka rela
dalam tingkah laku individu (Entjang, 1991)
Wood dikutip dari Effendi (1997),
memberikan pengertian pendidikan kesehatan merupakan sejumlah pengalaman yang
berpengaruh menguntungkan secara kebiasaan, sikap dan pengetahuan ada
hubungannya dengan kesehatan perseorangan, masyarakat, dan bangsa. Kesemuanya
ini, dipersiapkan dalam rangka mempermudah diterimanya secara suka rela
perilaku yang akan meninhkatkan dna memelihara kesehatan.
Menurut Stewart dikutip dari Effendi
(1997), unsur program ksehatan dan kedoktern yang didalamnya terkandung rencana
untuk merubah perilaku perseorangan dan masyarakat dengan tujuan untuk membantu
tercapainya program pengobatan, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan.
Menurut Ottawwa Charter (1986) yang
dikutip dari Notoatmodjo S, memberikan pengertian pendidikan kesehatan adalah
proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang
sempurna, baik fisik, mental dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal
dan mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan lingkungannya (lingkungan fisik,
sosial, budaya, dan sebagainya).
Dapat dirumuskan bahwa pengertian
pendidikan kesehatan adalah upaya untuk memengaruhi, dan atau memengaruhi orang
lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat, agar melaksanakan perilaku
hidup sehat. Sedangkan secara operasional, pendidikan kesehatan merupakan suatu
kegiatan untuk memberikan dn atau meningkatkan pengetahuan, sikap, an praktik
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri
(Notoatmodjo, 2003)
2.2
Prinsip-prinsip
Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan sangat penting
untuk menunjang program-program kesehatan yang lain. Akan tetapi pernyatan ini
tidak didukung dengan kenyataan yang ada. karena program pelayanan kesehatan
yang ada kurang melibatkan pendidikan kesehatan. Pendidikan merupakan ‘behavior
investment’ jangka panjang. Artinya pendidikan kesehatan baru dapat dilihat
beberapa tahun kemudian. Dalam waktu yang pendek, pendidikan kesehatan hanya
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan masyarakat. Sedangkan
peningkatan pengetahuan saja belum akan berpengaruh langsung terhadap indikator
kesehatan.
Pengetahuan kesehatan akan
berpengaruh terhadap perilaku sebagai hasil jangka menengah dari pendidikan
kesehatan. Selanjutnya akan berpengaruh pada peningkatan indikator kesehatan
masyarakat sebagai keluaran pendidikan kesehatan.
2.3
Ruang
Lingkup Pendidikan Kesehatan
Ruang lingkup pendidikan kesehatan
dapat dilihat dari berbagai dimensi, antara lain dimensi sasaran pendidikan,
dimensi tempat pelaksanaan atau aplikasinya, dan dimensi tingkat pelayanan
kesehatan. Dimensi sasaran pendidikan kesehatan dibagi menjadi 3 kelompok :
1. Pendidikan
kesehatan individual
2. Pendidikan
kesehatan kelompok
3. Pendidikan
kesehatan masyarakat
Dimensi tempat pelaksanaannya,
pendidikan kesehatan dapat berlangsung di berbagai tempat, misal disekolah,
rumah sakit, tempat kerja, dll. Dimensi tingkat pelayanan kesehatan dapat
dilakukan berdasarkan 5 tingkat pencegahan :
1. Promosi
kesehatan (health promotion)
2. Perlindungan
khusus (specific protection)
3. Diagnosis
dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment)
4. Pembatasan
cacat (disability limitation)
5. Rehabilitasi
(rehabilitation)
2.4
Pengertian
Perilaku Kesehatan
Perilaku
kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan
penyakit, system pelayanan kesehatan, makanan,serta
lingkungan. Bentuk
dari perilaku tersebut ada dua yaitu
pasif dan aktif. Perilaku pasif
merupakan respon internal dan hanya dapat dilihat oleh diri sendiri sedangkan perilaku aktif dapat dilihat oleh orang
lain. Masyarakat memiliki beberapa macam
perilaku terhadap kesehatan. Perilaku
tersebut umumnya dibagi menjadi dua, yaitu perilaku
sehat dan perilaku sakit. Perilaku sehat yang dimaksud yaitu perilaku seseorang yang sehat dan meningkatkan
kesehatannya tersebut. Perilaku sehat mencakup
perilaku-perilaku dalam mencegah atau menghindari dari penyakit dan penyebab penyakit atau masalah, atau
penyebab masalah (perilaku preventif). Contoh dari
perilaku sehat ini antara lain makan makanan dengan gizi seimbang, olah raga secara teratur, dan menggosok gigi
sebelum tidur.
Yang
kedua adalah perilaku sakit. Perilaku sakit adalah perilaku seseorang yang sakit atau telah terkena masalah kesehatan
untuk memperoleh penyembuhan atau
pemecahan masalah kesehatannya. Perilaku ini disebut perilaku pencarian pelayanan kesehatan (health seeking behavior). Perilaku ini mencakup
tindakan- tindakan yang diambil
seseorang bila terkena masalah kesehatan untuk memperoleh kesembuhan melalui sarana pelayanan
kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit.
Secara
lebih detail, Becker (1979) membagi perilaku masyarakat yang berhubungan dengan kesehatan menjadi tiga, yaitu:
1.
Perilaku kesehatan : hal yang
berkaitan dengan tindakan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. Contoh : memilih makanan yang sehat, tindakan-tindakan yang dapat
mencegah penyakit.
2.
Perilaku sakit : segala tindakan
atau kegiatan yang dilakukan seseorang individuyang merasa sakit, untuk
merasakan dan mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakit. Contoh pengetahuan
individu untuk memperoleh keuntungan.
3.
Perilaku peran sakit : segala
tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit untuk
memperoleh kesehatan.
Terdapat
dua paradigma dalam kesehatan yaitu paradigma sakit dan paradigma sehat. Paradigma sakit adalah paradigma yang
beranggapan bahwa rumah sakit
adalah tempatnya orang sakit. Hanya di saat sakit, seseorang diantar masuk ke rumah sakit. Ini adalah paradigma yang
salah yang menitikberatkan kepada aspek kuratif
dan rehabilitatif. Sedangkan paradigma sehat Menitikberatkan pada aspek promotif dan preventif, berpandangan bahwa
tindakan pencegahan itu lebih baik dan lebih
murah dibandingkan pengobatan.
2.5
Domain
Perilaku Kesehatan
Perilaku
manusia itu sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas.
Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologis pendidikan membagi perilaku manusia itu ke dalam 3 domain.
Pembagian ini dilakukan untuk tujuan pendidikan.
Bahwa dalam suatu pendidikan adalah mengembangkan atau meningkatkan ketiga domain perilaku tersebut, yakni:
1.
Kognitif
2.
Afektif
3.
Psikomotor
Dalam
perkembangannya, Teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan yakni:
1.
Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan
adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Tanpa pengetahuan seseorang tidak
mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap
masalah yang dihadapi.
Faktor
yang memengaruhi pengetahuan seseorang :
1.
Faktor
internal : faktor dari dalam diri sendiri, misalnya intelegensia, minat,
kondisi fisik
2.
Faktor
eksternal : faktor dari luar diri, misalnya keluarga, masyarakat, sarana
3.
Faktor
pendekatan belajar : faktor upaya belajar, misalnya strategi dan metode dalam
pembelajaran
Ada enam
tingkatan domain pengetahuan, yaitu :
1.
Tahu (Know)
Tahu
diartikan sebagai mengingat kembali (recall) terhadap suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya.
2.
Memahami (Comprehension)
Suatu
kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
diintepretasikan materi tersebut secara benar.
3.
Aplikasi
Diartikan
sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi
dan kondisi yang sebenarnya.
4.
Analisis
Adalah
suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam
komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi dan ada
kaitannya dengan yang lain.
5.
Sintesa
Sintesa
menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian
dalam suatu bentuk keseluruhan baru.
6.
Evaluasi
Evalusi
ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi/objek.
2. Sikap (Attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respon
yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Allport
(1954) menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok :
1. Kepercayaan
(keyakinan), ide konsep terhadap suatu objek
2. Kehidupan
emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
3. Kecenderungan
untuk bertindak (tend to behave)
Seperti halnya pengetahuan, sikap
ini terdiri dari berbagai tingkatan :
1.
Menerima (Receiving)
Menerima diartikan bahwa orang
(subyek) mau dan memerhatikan stimulus yang diberikan (objek).
2.
Merespon (Responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya,
mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari
sikap.
3.
Menghargai (Valuing)
Mengajak orang lain untuk
mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap
tingkat tiga.
4.
Bertanggungjawab (Responsible)
Bertanggungjawab atas
segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang
paling tinggi.
3. Praktik atau
Tindakan (Practice)
Suatu sikap belum otomatis terwujud
dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu
perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang
memungkinkan, antara lain adalah fasilitas dan faktor dukungan (support)
praktik ini mempunyai beberapa tingkatan :
1. Persepsi (Perception)
Mengenal dna memilih berbagai objek
sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat
pertama.
2. Respon
terpimpin (Guide response)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan
urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan praktik tingkat
kedua.
3. Mekanisme (Mecanism)
Apabila seseorang telah dapat
melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah
merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga.
4. Adaptasi (Adaptation)
Adaptasi adalah suatu praktik atau
tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah
dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
Pengukuran perilaku dapat dilakukan
secara langsung yakni dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah
dilakukan beberapa jam, hari atau bulan yang lalu. pengukuran juga dapat
dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan
responden.
Menurut penelitian Rogers (1974)
mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru didalam diri orang
tersebut terjadi proses berurutan yakni :
1.
Kesadaran (Awareness)
Dimana orang tersebut menyadari
dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
2.
Tertarik (Interest)
Dimana orang mulai tertarik pada
stimulus,
3.
Evaluasi (Evaluation)
Menimbang-nimbang terhadap baik an
tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah
lebih baik lagi.
4.
Mencoba (Trial)
Dimana orang telah mulai mencoba perilaku
baru.
5.
Menerima (Adoption)
Dimana subyek telah berperilaku baru
sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari
makalh diatas adalah sebagai berikut :
1. Bahwa
peranan pendidikan kesehatan adalah melakukan intervensi faktor perilaku
sehingga perilaku individu, kelompok atau masyarakat sesuai dengan nilia-nilai
kesehatan.
2. konsep
pendidikan kesehatan adalah proses belajar pada individu, kelompok stsu
msdyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari
tidak mampu mengatasi masalah-masalah kesehatannya sendiri menjadi mampu, dan
lain sebagainya.
3. Bloom
(1908) seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku menjadi 3 domain yaitu
:
a. Pengetahuan
b. Sikap
atau tanggapan
c. Praktek
4. Bentuk
perilaku kesehatan :
a. Pasif,
artinya mengetahui namun belum melaksanakan
b. Aktif,
artinya mengetahui dan melaksanakannya serta dapat diobservasi
3.2
Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan adalah bahwa pendidikan
kesehatan itu perlu untuk diterapkan dalam masyarakat Indonesia. Dengan adanya
pendidikan kesehatan, masyarakat Indonesia dapat bertindak sesuai dengan
ketentuan dalam kesehatan sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit-penyakit
yang membahayakan diri sendiri.
Meskipun hasilnya akan terlihat dalam beberapa tahun kedepan,
namun pendidikan ini baik adanya untuk membantu masyarakat Indonesia terlepas
dari serangan penyakit serta terhindar dari tindakan pencegahan yang
membahayakan.
DAFTAR
PUSTAKA
http://ciciimutblog.blogspot.com/2011/11/pendidikan-dan-perilaku/
Prof. Dr. Soekidjo
Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2, Mei.
Jakarta : Rineka Cipta. 2003.
0 Komentar