KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat dan Hidayah-Nya kepada penulis, dan tak lupa pula kita mengucapkan salam dan
sholawat kepada Nabi Junjungan kita yakni Nabi Muhammad SAW yang telah membawa
kita dari alam yang tak berpendidikan kealam yang berpendidikan, seperti yang
kita rasakan saat sekarang ini. Sehingga penulis dapat menyusun tugas Mata
Kuliah Konsep Kebidanan yang berbentuk Makalah yang berjudul “Meningkatkan
Kesehatan Ibu”
Penulis menyusun tugas ini dalam bentuk makalah hanya bertujuan
untuk memenuhi tugas yang di berikan oleh Dosen yang mengajar mata kuliah Konsep
Kebidanan dan untuk dapat dimanfaatkan kearah yang lebih baik oleh pembacanya.
Dalam penulisan makalah ini masih banyak lagi kekurangan-kekurangan
yang harus di perbaiki, maka dari itu penulis senantiasa menerima kritikan dan
saran dari sipembaca makalah ini. Harapan dari penulis, semoga makalah ini
menambah wawasan dan ilmu, khususnya bagi penulis sendiri dan pada umumnya bagi
pembaca makalah ini.
Surakarta, 23 Oktober 2012
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
…………………………………………………….......………… 1
DAFTAR ISI ......……….......……..……….…......……………………………
2
BAB I
PENDAHULUAN
...…………….....……………………………………….……… 3
Latar
Belakang
……………....……....………….……………….……...……… 3
Rumusan
Masalah
.……………………..…………..……………………………… 4
Tujuan .….………………….………………………….……….........… 4
Manfaat .…………………….……………………………….………..…
4
Target .…………………….……………………………….………..…
5
Indikator .…………………….……………………………….………..…
5
BAB II
PEMBAHASAN
Kasus ……....……………..……………………….......……...……….…
6
Definisi ……………………………………….........…………....……….…
6
Penyebab
Pendarahan ………………………………..............................……...…………
6
Pencegahan
Pendarahan …………………...........................................................……….....
7
Penanganan
Pendarahan……………….................................................................…………8
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ………………………………………….….…............…...…..…....9
Saran …............………………………………………….…........…….......9
DAFTAR
PUSTAKA …....................……………………………….……………….…..
10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Angka
kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat
kesehatan masyarakat. Angka kematian ibu di Indonesia tergolong tinggi dibandingkan
negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand hanya 44 per 100.000 kelahiran
hidup, Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup, dan Singapura 6 per 100.000
kelahiran hidup (BPS, 2003). Berdasarkan SKDI 2007 Indonesia berhasil
menurunkan angka kematian ibu dari 390 per 100.000 kelahiran hidup (1992)
menjadi 334 per 100.000 kelahiran hidup (1997) dan selanjutnya menjadi 228 per
100.000 kelahiran hidup (kemenkes RI, 2008).
Angka
kematian ibu di Indonesia bervariasi. Provinsi dengan angka kematian ibu
terendah adalah DKI Jakarta dan tertinggi adalah Nusa Tenggara Barat (Profil
Kesehatan 2009). Di provinsi NTB, ditemukan angka kematian ibu sebesar 99 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2008, tahun 2009 menjadi 130 per 100.000
kelahiran hidup dan 2010 sebesar 114 per 100.000 kelahiran hidup.
Penyebab
kematian ibu yang paling umum di Indonesia adalah penyebab obstetri langsung
yaitu pendarahan 28%, preeklampsi/eklampsi 24%, infeksi 11%, sedangkan penyebab
tidak langsung yaitu trauma obstetri 5%, dan lain-lain 11% (WHO, 2007).
Separuh
dari kematian ibu disebabkan oleh perdarahan. Dua pertiga dari smeua kasus
perdarahan pascapersalinan terjadi pada ibu non faktor risiko yang diketahui
sebelumnya, dua pertiga kematian akibat perdarahan tersebut adalah dari jenis
retensio plasenta, dan tidak mungkin memperkirakan ibu mana yang mengalami
atonia uteri maupun perdarahan (WHO, 2008). Perdarahan, khususnya post-partum
terjadi secara mendadak dan lebih berbahaya apabila terjadi pada wanita yang
mengalami anemia. Seorang ibu dengan perdarahan dapat meninggal dalam waktu
kurang dari satu jam (Kemenkes RI, 2008).
Upaya
percepatan penurunan angka kematian ibu telah banyak dilakukan, antara lain
melalui peningkatan aksessibilitas serta kualitas pelayanan. Upaya peningkatsn
aksessibilitas pelayanan kesehatan dilakukan dengan mendekatkan pelayanan
kesehatan dengan masyarakat melalui paket penempatan tenaga bidan dan polindes
di berbagai pelosok pedesaan serta tenaga dokter di berbagai daerah terpencil,
peningkatan kemampuan/kompetensi tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan dasar
dan rujukan, serta berbagai program intervensi lain (Kemenkes RI, 2008)
Meskipun
berbagai upaya tersebut telah dilakukan namun jumlah kasus jumlah kematian ibu
di Indonesia masih tinggi dan jauh dari target nasional yang diharapkan. Sesuai
target nasional menurut MDGs yaitu menurunkan angka kematian ibu sebesar tiga
perempatnya dari angka kematian ibu pada tahun 1990-2015.
Melihat
tingginya angka kematian ibu akibat pendarahan, peneliti tertarik untuk
meneliti faktor-faktor risiko yang ada dalam rangka menurunkan angka kematian
ibu akibat perdarahan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian diatas peneliti ingin mengetahui faktor apa saja yang meningkatkan
resiko kematian ibu akibat perdarahan di Indonesia, maka rumusan masalah
peneliti ini adalah :
1. Definisi
pendarahan
2. Penyebab
pendarahan pada ibu melahirkan
3. Pencegahan
pendarahan pada ibu melahirkan
4. Penanganan
pendarahan pada ibu melahirkan
1.3
Manfaat
Manfaat
penulisan makalah ini ditujukan untuk memberi informasi kepada pembaca mengenai
pentingnya meningkatkan kesehatan ibu.
1.4
Tujuan
Tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Kebidanan
dan meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai pentingnya meningkatkan kesehatan
ibu.
1.5
Target
Menurunkan angka
kematian ibu sebesar tiga perempatnya antara tahun 1990-2015.
1.6
Indikator
1. Angka
Kematian Ibu (AKI)
2. Proporsi
pertolongan Kelahiran (PPK) oleh Tenaga Kesehatan Terlatih (TKT)
3. Angka
Pemakaian Kontrasepsi pada Pasangan Usia Subur 15-49 tahun (PUS)
BAB II
ISI
2.1 Kasus
Angka
kematian ibu di Indonesia bervariasi. Provinsi dengan angka kematian ibu
terendah adalah DKI Jakarta dan tertinggi adalah Nusa Tenggara Barat (Profil
Kesehatan 2009). Di provinsi NTB, ditemukan angka kematian ibu sebesar 99 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2008, tahun 2009 menjadi 130 per 100.000
kelahiran hidup dan 2010 sebesar 114 per 100.000 kelahiran hidup.
Penyebab
kematian ibu yang paling umum di Indonesia adalah penyebab obstetri langsung
yaitu pendarahan 28%, preeklampsi/eklampsi 24%, infeksi 11%, sedangkan penyebab
tidak langsung yaitu trauma obstetri 5%, dan lain-lain 11% (WHO, 2007)
2.2 Definisi
Perdarahan adalah penyebab
tersering kematian ibu. Perdarahan tersebut bisa dialami oleh ibu baik ketika
sedang hamil, pada saat persalinan dan dalam masa pemulihan selama 40 hari
setelah melahirkan ( masa nifas ). Yang
dimaksud dengan pendarahan itu sendiri adalah peristiwa keluarnya darah dari
pembuluh darah karena pembuluh tersebut mengalami kerusakan. Kerusakan ini bisa disebabkan oleh benturan fisik, sayatan,
atau pecahnya pembuluh darah yang tersumbat.
2.3 Penyebab
Berdasarkan
letak keluarnya darah, pendarahan dibagi menjadi dua macam, yaitu pendarahan
terbuka dan pendarahan tertutup. Pada pendarahan terbuka, darah keluar dari
dalam tubuh. Tekanan dan warna darah pada saat keluar tergantung dari jenis
pmbuluh darah yang rusak. Jika yang rusak adalah pembuluh arteri (pembuluh
nadi), maka darah memancar dan berwarna merah terang. Jika yang rusak adalah
pembuluh vena (pembuluh balik), maka darah mengalir dan berwarna merah tua.
Jika yang rusak adalah pembuluh kapiler (prmbuluh rambut), maka darah merembes
seperti titik embun dan berwarna merah terang.
Pada pendarahan tertutup, darah
keluar dari pembuluh darah dan mengisi daerah di sekitarnya, terutama dalam
jaringan otot. Pendarahan ini dapat di identifikasi dengan adanya memar pada
korban.
Bentuk lain dari pendarah tertutup
adalah pendarahan dalam. Pada pendarahan dalam, darah yang keluar dari pembuluh
darah mengisi rongga dalam tubuh seperti rongga dalam perut. Pendarahan ini
dapat diidentifikasi dari tanda-tanda pada korban seperti :
1. Setelah
cidera, korban mengalami syok, tapi tidak ada tanda-tanda pendarahan
2. Tempat
cidera mungkin terlihat memar yang terpola
3. Lubang
tubuh mungkin mengeluarkan darah.
Penyebab lain perdarahan saat persalinan diantaranya
adalah :
1 1.
Proses
persalinan yang tidak aman ditolong dukun yang tak terlatih.
- Proses
pengguguran kandungan yang disengaja dan tidak aman
- Usia ibu
terlalu muda ( kurang dari 20 tahun ) Ibu yang hamil usia muda kondisi
alat kandungan belum siap sehingga mudah terjadi perdarahan
- Ibu terlalu
tua ( lebih dari 35 tahun ).Kondisi fisik ibu bila tidak terjaga
kesehatannya akan beresiko terhadap kemungkinan perdarahan
- Melahirkan
anak dengan jarak terlalu dekat, kurang dari 2 tahun.
- Terlalu sering
melahirkan, misalnya ibu yang melahirkan lebih dari 3 kali
- Kondisi
kesehatan ibu akibat penyakit kronis dan anemia ( kurang darah ) dan gisi
yang buruk
- Gangguan
pembekuan darah
- Gangguan
kelemahan kontraksi otot rahim setelah bayi dan ari - ari lahir, dsb
2.4 Pencegahan
Berikut beberapa
pencegahan pendarahan pada saat persalinan :
1.
Melahirkan
ditolong oleh tenaga kesehatan baik bidan atau dokter.
2.
Pendampingan
dari suami sebagai orang terdekat yang dapat memberi support selama
persalianan dan pengambil keputusan saat darurat.
3.
Persiapan
anggota keluarga bila sewaktu - waktu diperlukan untuk donor darah
4.
Persiapan
kesehatan ibu jangan terlalu lelah agar persalinan dapat berlangsung lancar
5. Segera menyusui bayi setelah bayi lahir, agar membantu kontraksi rahim
( proses mengecilnya kembali rahim ibu secara alami ) hisapan bayi pada
puting susu ibu akan merangsang keluarnya hormon oksitosin yang
membantu mencegah terjadinya perdarahan )
2.5 Penanganan
Penanganan
pendarahan pasca persalinan pada prinsipnya adalah hentikan pendarahan, cegah
atau atasi syok, ganti darah yang hilang dengan diberi infus cairan, tranfusi
darah, kalau perlu oksigen. Walaupun demikian, terapi terbaik adalah
pencegahan. Mencegah atau sekurang-kurangnya bersiap siaga pada kasus-kasus
yang disangka akan terjadi perdarahan adalah penting. Tindakan pencegahan tidak
saja dilakukan sewaktu bersalin, namun sudah dimulai sejak ibu hamil dengan
melakukan ‘’antenatal care’’ yang baik. Ibu yang mempunyai riwayat perdarahan
pospartum sangat dianjurkan untuk bersalin dirumah sakit.
BAB
III
PENUTUP
Perdarahan
pasca persalinan adalah suatu kejadian yang mendadak dan tidak dapat
diramalkan. Sebab yang paling umum dari pendarahan adalah atonia uteri
(kegagalan rahim untuk berkontraksi sebagaimana mestinya setelah melahirkan).
Plasenta yang tertinggal, vagina atau mulut rahim yang terkoyak dan uterus yang
turun atau inversi, infeksi, penyusutan rahim yang tidak baik, juga merupakan
sebab dari pendarahan pasca persalinan.
Saat-saat
kelahian bayi dan jam-jam pertama pasca persalinan adalah saat penting dalam
pencegahan, diagnosa, dan penanganan pendarahan. Dibandingkan dengan
risiko-risiko lain pada ibu seperti infeksi, maka kasus pendarahan dengan cepat
dapat mengancam jiwa ibu. Seorang ibu dengan pendarahan hebat akan meninggal
jika tidak cepat mendapat perwatan medis yang sesuai.
Semua
ibu hamil harus didorong untuk mempersiapkan kehamilan dan kesiagaan terhadap komplikasi,
dan agar melahirkan dengan bantuan dokter atau bidan yang dapat memberikan
perawatan pencegahan perdarahan pasca persalinan. Semua ibu harus dipantau
secara dekat setelah melahirkan terhadap tanda-tanda perdarahan tidak normal,
dan para tenaga kesehatan yang memberi perawatan harus dapat dan mampu menjamin
askes ke tindak penyelamatan hidup bilamana diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA
Romana Tari, diakses pada Kamis, 24 Oktober 2012, jam 16.12 WIB http://kesehatan.kompasiana.com/ibu-dan-anak/2010/09/13/pendarahan-penyebab-utama-kematian-ibu-hamil-bersalin-dan-nifas/
sumber : Berbagai literatur Ilmu Kebidanan: Panduan
Praktis Pelayanan Kesehatan Maternala Neonatal, YBP SP, 2002, Kematian Ibu
Tragedi Yang tak Perlu Terjadi, DEPKES 1998, Pedoman Diagnosis dan Terapi SMF
iLmu Kebidanan Dan Kandungan, 2008., Kapita Selecta Kedaruratan Obstetri
Ginekologi, Ben Zion T. 1994, dll
Artikel Media
Promosi, Diakses pada Kamis, 24 Oktober 2012, jam 17.04 WIB http://promosigratis.web.id/hobi/petualangan/1057-pengendalian-pendarahan-.html
dr. Faisal, diakses pada Kamis, 24 Oktober
2012, jam 17.45 WIB http://ml.scribd.com/mobile/doc/8649214?width=360
1 Komentar
ABAIKAN JIKA HIDUP ANDA SUDAH KAYA.. :)
BalasHapushttp://super-e.net/
Dicari Distributor & Agen Susu Kambing Bubuk SUPERE 250g SACHET
Mulailah PUNYA BISNIS SAMPINGAN SUPERE saat ini :👇
👌Masih nyaman di kantor (Tempat kerja)
👌Gajian masih rutin
👌Finansialmu masih utuh
👌Atasan masih menyukai anda
👌Perusahaan belum ada pengurangan Karyawan (PHK)
👌Perusahaan belum gulung tikar (Bangkrut).
Karena akan jauh lebih.....
👇SULIT MEMULAI BISNIS ketika 👇
👉Keuanganmu terpuruk😂
👉Kondisi dikantor (tempat kerja) tak harmonis😡
👉Hutang semakin menumpuk😩
👉Kebutuhan rumah semakin tinggi😠
👉Perusahaan Ada pengurangan karyawan (PHK)😤
👉Perusahaan gulung tikar (Bangkrut).😳😱
Hidup ini adalah pilihan, 🏁🏆
Apakah anda tetap ingin bertahan di zona nyaman tanpa ada pertumbuhan, atau ingin tumbuh dan berkembang dgn ambil keputusan meninggalkan zona nyaman.🌇
SUPERE itu bisnis sampingan yang penghasilanya bisa 2X lipat melebihi gaji UMR Bahkan Lebih.
Anda ingin punya potensi penghasilan melebihi Pegawai kantoran ? Segera tanyakan saya bagaimana caranya ??
Dijamin Tidak Rugi Gabung menjadi Distributor maupun Agen Bisnis SUPERE SUSU PERAH ETAWA & Justru Rugi Bagi Yang Tidak Gabung.... 💰💰💰💰
Untuk Harga Distributor & Agen, Segera hubungi kami. kunci wilayah anda dengan menjadi Distributor ataupun Agen.
Prodak langsung dari Owner, Perusahaan di Solo, Jawatengah.
Profit Bersih 40% - 100% Up
Hanya dengan sistem Dagang
TIDAK SALAH LAGI !! Sumber Profit bagi anda !!
susu kambing etawa supere sachet 250g.
Mumpung anda masih nyaman belum kena PHK, SEGERA...
Hubungi
WA : 087836666947
-----------Join Sekarang---------
Jadilah Distributor ataupun Agen dikota Anda !!
Sisihkan sedikit penghasilan untuk memulai BISNIS SAMPINGAN INI.